percaya

tanah yang kering dan tandus pun,
ketika ia bermandikan hujan,
niscaya akan
tumbuh bunga-bunga
yang menawan, selama
kita saling percaya

amin.

pendosa

kita semua ini sama,
sama-sama pendosa
karena pada saat kita dilahirkan
kita sudah menyakiti, dan menyiksa
seorang wanita
jadi segala perdebatan ini sia-sia
hingga kita semua makan
tanah bersama-sama
amin.

Flower Quizzes

I like flowers.
And sometimes I wonder whether these quizzes result are true due to their normative sentences.

You Are Rebellious
You make seem sweet at first glance, but appearances can be deceiving.
You are a total rebel who likes to do things your own way. You're really quite subversive.

You can get what you want through charm and grace. When people are around you, they don't know what hit them.
You tend to have a pretty big agenda, but you hold your cards close to your chest.
You Have a Passionate Life
You are both dependent and independent, calm and restless. You often can see both sides of things.
You've never had a problem getting dates. You have many admirers, and you don't like being single.

You love romance. You get a thrill from being swept off your feet.
Your life is simple and satisfying. Each day you treat yourself to something you enjoy.
You Are Passionate and Driven
You have a clear vision of what you want, and nothing is going to stop you from getting it.
You are very confident and even a bit brash. You don't allow any self-doubt into your life.

You like to push limits. You're very curious to see how far you can get in all aspects of your life.
You are never satisfied. Once you achieve a goal, you set another one. You are constantly striving.
You Are Content
Quiet and serious, you are well prepared for whatever life hands you.
You like to have a place that centers you and grounds you. Nothing is more comforting than feeling at home.

You are good at formulating and carrying out plans. You thrive when you're able to organize.
You are very family-minded. For you, family always comes first.
You Are Outgoing
You are a fun loving and playful person. You never take life (or anything) too seriously.
You're always finding a way to liven things up. You are the instigator of most good times, and people love to be around you.

Winter is a fun time of year for you. You don't let the cold slow you down, and you love to be active outside.
You're always up for a snowball fight or a sledding party. And you love to treat yourself afterward with hot chocolate.

You love spring as much as winter, if not more so. It's hard for you to resist playing hooky and having a little fun.
You're happy to be out in the fresh air with friends - whether you're going for a hike or simply having brunch outside.
Your Orchids Say You're Very Elegant
You are exotic and intricately beautiful.
You possess a unique grace that's both delicate and strong.

You are thoughtful and refined. You are the definition of class.
Some people may find you unapproachable, but it's only their lack of confidence speaking.
You Are Comfortable in Your Own Skin
You are very idealistic. You really truly want what's best for the world.
You can't fall in love with just anyone at any time. Everything needs to align for you.

You have a strong sense of right and wrong. You are a justice enforcer.
You are interested in all types of people. You find almost everyone to be compelling.
You Are a Dreamer
People usually totally love you or totally hate you. You are extremely intense.
You aspire to great things. You dream big, and you have the self-confidence to make your dreams come true.

You are a total brainiac who enjoys learning new things. You think studying is just plain fun.
You try not to go overboard on anything. You are down to earth, and you aren't easily swayed by emotions.
You Are Beloved
You are adored and loved by many. People care deeply for you.
You are a great person, and everyone knows it. You are well liked.

You go beyond being just popular. You are highly regarded and respected.
You are highly admired and cherished. Many people want to be like you.
You Are Blessed
You are a naturally grateful person. You believe it's important to be thankful for whatever you have.
You've gained the most by traveling down your own path in life. You are a naturally spiritual person.

You are your own best teacher. You try to figure out what you need and then give it to yourself.
On a good day, you really shine. Luckily, most of your days are good days.

nisan

setiap kali aku jauh darimu
meluap-luap kesedihanku
jangkrik masih cekikikan
bulan tak hentinya bergunjing
hanya sunyi malam yang bisa
membuatku utuh mengingatmu
biarkan nisan-nisan itu pulas
hingga embun-embun lahir kembali
buat aku lupa aku
amin.

penjara kecil

segalanya memiliki
penampilan yang sementara
namun segalanya pula
mempunyai inti yang abadi

ombak yang tertinggi
akan selalu kembali
tenggelam ke palung yang terdalam

dunia ini penjara kecil
dimana ruh-ruh mungil
menetap sebagai pendatang

semua sama lemahnya
baik yang mencari
maupun yang dicari

amin.

lost

:for elizabeth bishop

in life, the art of losing isn't hard to master
lose something every day and accept the fluster
then practice losing farther and losing faster
i lost names, places, time and memories forever
i miss them, but none of these will bring disaster

amen.

apakah sama

apa yang membuat api setia menatap ke wajah langit?
apa yang membuat air tetap merunduk ke pelukan bumi?

apa yang membuat iblis tak mau sujud kepada adam
meskipun sudah diperintahkan?

apa yang membuat siddhartha tersenyum cerah
meskipun telah melihat seluruh penderitaan dunia?

apakah sama antara orang buta
dan orang yang berada di kegelapan?

lalu malam kembali diam
dan menyelimuti diriku

amin.

benang merah

kamu itu terlalu bersih
untuk jiwaku yang sangat kotor
maka ketika benang merah terkait
aku akan menikmati setiap senyum dan tawamu
lalu semuanya menjadi tidak penting lagi
kecuali kebahagiaanmu dan memoriku
amin.

betapa

betapa sedihnya menjadi hujan
banyak yang menyukai sejuknya
tetapi sedikit yang mau basah menari bersamanya

betapa sepinya menjadi api
semua cinta kehangatannya
namun tak ada yang mau memeluknya mesra

lalu embun-embun menguap
kembali pulang ke langit

amin.

embun

ada kalanya ketika matahari malu untuk terbit
dan langit setia menjadi kelabu
saat itu embun-embun bahagia
karena nafasnya menjadi lebih panjang
amin.

wajahmu

malam ini
biarkan aku bermimpi
akan indahnya wajahmu

esok pagi
biarkan aku terjaga
agar setia memandang wajahmu

akhirnya tujuanku cuma satu
menggadaikan seluruh nafasku

demi melihat manisnya wajahmu
dan merasakan damainya senyumanmu

amin.


seandainya dunia

seandainya dunia itu datar
niscaya aku akan pergi ke tepinya
dan berdiam di sana

seandainya dunia itu bulat
niscaya aku akan berlari lurus
hingga kembali ke titik awal

sayangnya dunia tidak seperti itu
sejatinya ia hanya kumpulan
dari imaji sunyi diri

memang sudah takdirnya
agar kita semua gila

berdiri di atas batu melayang bebas di angkasa
melaju ratusan ribu kilometer per jam

hanya untuk pulang
menjadi untaian atom tanpa nurani

amin.

bilang

waktu itu engkau bilang: “aku ini rapuh tanpa sejoli.”
maka penuh naif kurajut benang mimpi
agar engkau terlelap dan bangun menjadi sejati

waktu itu engkau bilang: “aku ini lemah tanpa nyawa.”
lalu tanpa ragu ku berikan segala nafas dan cintaku
agar engkau menjadi penuh dan hidup sempurna

lalu takdir berbicara, hempasannya melemparmu jatuh dari sarang
keajaiban terjadi, sayapmu mekar sempurna
hingga bebas tak lagi memiliki arti

dan aku termangu melihatmu terbang
kemudian setia menunggumu pulang
karena segala cerita punya akhir

amin

merajah

waktu itu pernah ku lihat seorang wanita
merajah tubuhnya dengan memori

ia buka setengah dari dirinya
lalu penuh malu menutupi calon tangki susu buah hatinya

hingga diputuskan letak artifak pada lekuk punggung
katanya: “biarkan ini menjadi kristal pengalamanku.”

sesekali ia menggigit bibir merahnya, menahan rasa sakit
sesekali tetesan air kabur melompat
keluar dari ujung kelopak matanya

sisanya hanya bising derik jarum yang sibuk menari
dan detak waktu yang tak hentinya mengetuk

diam-diam aku menikmati sembari berfantasi
kemudian dalam hati muncul

sebuah pertanyaan sederhana:
“apakah yang membuat kita menjadi manusia?”

amin

akan tiba masa

akan tiba masa
di mana engkau sendiri di malam hari
dan yang menemani hanya kicau sepi

akan tiba masa
di mana engkau acuh dan terus berjalan
tanpa peduli apakah bayangan mengikuti

akan tiba masa
di mana engkau terus bermimpi
dan tahu bahwa esok tak pasti


amin

beautiful

what makes you
beautiful?

it's the way that
you are you

amen.

anting dan kalung

anting dan kalung bertebaran pada segala penjuru
dipenuhi canda dan tawa bertualang dari lampau ke mimpi
kilaunya membujuk siang bekerja lebih panjang dari malam

diam-diam anting dan kalung menangis
ketika tiba untuk pulang ke dalam kotak
kemudian bertanya kapan saatnya mereka kembali bermain

lalu waktu terus menari tanpa henti
sampai akhirnya anting dan kalung larut tenggelam dalam tetes
hingga asli terlupakan dan membusuk

amin.

kunang-kunang

setiap kali ia bertamu
kubuka jendela kamar lebar-lebar
agar kunang-kunang datang dan membawa pergi semua kenangan

rasa rinduku ini seperti hujan
ribuan kali coba hitung tetesannya
namun tak bisa memeluknya penuh

rasa rinduku ini seperti hujan
terus menerus jatuh untuk pulang
siapakah yang mampu menahannya?

aku hanya punya kamu

amin.

sendal jepit

sepasang sendal jepit
dengan manis membunuhku malam ini
bersama memori-memori memalukan

ia tersenyum dan tertawa
diam-diam mencuri damai hati yang terlena

sesungguhnya sepasang sendal jepit tak memiliki makna
apabila ia berjalan sendiri-sendiri

sesungguhnya sepasang sendal jepit saja cukup
daripada pulang telanjang kaki

tak ada yang namanya kebetulan

amin.

sudut bar

di sebuah sudut bar ibukota, ia duduk dengan tenang
sembari meniupkan kata-kata ke dalam daun jiwaku:

"yang terbaik adalah dengan bermimpi tidak menjadi orang lain."

aku hanya tertawa, dan mengusap-usap perutku
sembari sanubari berteriak:

"yang terbaik adalah memenuhi masa depan dengan senyum dan tawamu."

jangan lagi ada air mata yang mengubah madu menjadi racun
biarkanlah mereka berguguran bersama sungai waktu

kamu bisa menjadi aku
dan aku bisa menjadi kamu

amin.

white

as lost as alice
as mad as hatter

where is the white rabbit?

dancing between the heavy clouds

amen.

semerbak

malam itu hening berbisik kepadaku:
"apakah kamu mendengar getarannya?
itu tarian jantung yang ingin mogok kerja"

lalu bunga-bunga dunia bermekaran
harumnya semerbak kesana kemari
cantik dan indah seperti hujan emas

petiklah supaya ia cepat layu tanpa buah

amin.

bergumam

waktu itu kamu bilang:
"cintaku itu seperti mentari di kala senja, lembut menghangatkan. setiap hari akan selalu muncul menemanimu."

aku hanya tersenyum,

saat itu pula aku bergumam dalam hati:
"cintaku tak seputih matahari yang ikhlas menyinari jiwa-jiwa kelam manusia. ia hanya sebatas niat dan sisa nafas."

amin.

bantal

rintik hujan
mengingatkanku akan tetes air matamu

kicauan burung
membangkitkan rinduku atas tawamu

yang tersisa hanya bantal dan guling
serta selimut yang tergeletak di atas lantai

amin.

waves

sometimes the waves doesn't make a sound
then it suddenly engulfs you

and you found yourself in a dire situation
either you sink or swim

that's life
from beginning to the end

nothing is changed
all is already been determined

breath doesn't last
soul flees

your smile and memories
swift away

amen.

hide

no matter how hard the moon tries to hide
the sun will surely and always come to find her

amen.

after

vessel
after
vessel

basin
after
basin

release
me

amen.

New Perspective In My Life

This Ramadhan, I found something about myself. It turns out that my heart is not big enough and that’s okay.

My heart is too small for dishonesty. The world is build based on trust and confidence, without them the world will crumbles. Just imagine if you’re driving on the street, how much trust will you put to the other drivers? Or when you’re on a flight, how much trust you put to the pilot? Our civilization and our economy system, all is build based on trust and confidence.

Another one that I learned is to take risk in trusting someone. It’s better that way. Sometimes shit happens, just brace it. You will get betrayed, I can guarantee that, but that's the experience you will need to make you stronger. Imagine if you live your life full of mistrust, that will be one hell of a miserable path.

How does it feels to betray someone?
I'd rather not to taste it.
Forgive, but not forget.

Trust, but verify.
I shall hold dearly these new two principles for the rest of my life.

bersembunyi

malam ini
biarkan angin berseri

malam ini
biarkan bintang-bintang bersembunyi

malam ini
biarkan aku bersama sunyi

malam ini
biarkan sepi mengunjungi

malam ini
biarkan aku lupa diri

amin.

percuma

setiap hari kamu meminta hujan
untuk datang dan memelukmu
semua itu percuma

karena di mana pun ia menetes jatuh
ia akan setia pulang kembali
kepada sang laut

amin.

perintah tersembunyi


ketika itu pertama kali turun
dan semesta bergetar penuh tunduk
waktu terdiam malu mendengarnya

iqra

kemudian jiwaku menggigil
mataku terbelalak, telingaku berjibaku
lalu aku bersahabat dengan tinta dan pena

amin.

rumahku

: untuk jokpin

rumahku sederhana
tak ada kamar mandi
tak ada kamar tidur

rumahku kosong
tak ada meja dan kursi
tak ada lemari untuk menyimpan sarung dan celana

rumahku sepi
tak ada yang bertamu
tak ada seduhan kopi

rumahku jauh
tetapi terasa dekat

rumahku tak terlihat
hingga tiba waktunya pulang

amin.

Mari Menunaikan Ibadah Puisi

Whiiite & Prima Volta feat. Stazz - Broken

Well this one is an old tune, but still a melancholy banger. Whiiite & Prima Volta with Stazz called Broken. I really dig female vocals, and of course must be combined with heavy sub basses. Cheers! :)

I've been looking around for the lyric but can't find it. So here's the lyrics:

I'm broken but my knees haven't hit the ground
I'm broken and the weigh keeps pulling me down

I'm broken but my knees haven't hit the ground
Cause spoken but my heart can't handle the sound

You've taken everything from me
I'm drowning in your sea of dreams
It's time to pick myself back up again

The perfect picture in my mind
It only shatters with your frame
It's time to pick myself back up again

I'm gonna stand on my two feet
This is now my chance to breathe
It's time to pick myself back up again

My eyes were closed but now I see
So take your hopes right out of me
It's time to pick myself back up again

I'm broken and there's nobody turn around

mari pulang

Tuhan,
perlihatkanlah hal-hal sebagaimana adanya

Kau menunjukkan hal sebagai sesuatu yang baik,
dan pada kenyataannya buruk

Kau menunjukkan hal sebagai sesuatu yang buruk,
dan pada kenyataannya ia begitu indah

perlihatkanlah pada kami segala sesuatu sebagaimana adanya
sehingga kami tak akan jatuh ke dalam perangkap



amin.

Lebih Baik Sendiri

intinya lo cuma bisa ngontrol diri lo sendiri
10:58 PM

I know that.
10:58 PM

lo ga bs berharap merubah org lain, either you accept them or not
10:59 PM

Inilah kenapa lebih gampang sendirian.
10:59 PM

indeed, it is easier
but is it better?
11:00 PM

Tergantung definisi "better".
Which one is worth suffering for?
11:00 PM

ok, kita sederhanakan
lo lebih pilih ga punya org tua atau punya?
klo ga ada suffering, ga ada pleasure, that's how it works
11:02 PM

Ah, can't decide karena gue nggak merasakan bagian "nggak punya".
Kalo nggak punya orang tua tapi gue jadi Batman?
Punya orang tua tapi gue jadi kayak Engeline?
11:08 PM

interesting
take your time, ga perlu dijawab skrg jg
kalo pengalaman gw sih yg gampang blm tentu yg lebih baik
11:12 PM

Tapi bisa jadi kan ada orang yang merasa lebih baik berdua daripada sendiri?
11:31 PM

tentu
preferensi masing" aja
uda gede ini hahaha
klo gw si pilih bareng", sendiri tuh ga enak
11:37 PM

Gue pilih sendiri sih karena gue anaknya nggak mau berbagi sedikit pun.
Jadi ujungnya nyusahin.
11:39 PM

---

Chat pun berakhir, dari seorang wanita, kenalan lama. Ia mengeluhkan hubungan yang sedang dialaminya. Apakah dia tidak salah pilih orang untuk dicurhati? Me, of all the people in the world, she got a bad luck hahaha.

Malam minggu, long weekend, Jakarta sepi karena semua berbondong-bondong baris di dalam mobil menuju ke puncak, alibinya seperti biasa, untuk refreshing. Aku sendirian duduk di sebuah kursi minimarket, dekat balkon, sembari mengamati lampu jalan yang dikerubungi para laron. Aku pun meneguk teh tarik dalam kemasan botol, membalik badanku, kemudian melihat sekeliling, setiap meja dipenuhi pasangan, yang pria merokok, yang wanita memainkan smartphone mereka, membosankan, tipikal penghuni ibukota. Aku menghela nafas, kembali ke posisi semula lalu turut membuka smartphone-ku dan memainkan Clash Royale.

Aku pun terus berpikir tentang chat itu. Apakah aku sudah memberikan saran yang benar? Apakah aku sudah menjadi pendengar yang baik? Bagaimana mungkin aku bisa dengan lancar bilang kalau bersama-sama itu lebih enak? Padahal akhir-akhir ini aku lebih memilih untuk sendiri, tidak menjadi teman Ahok, Yusril maupun Sandi.

Akhirnya aku memutuskan untuk berjalan kaki mengelilingi area sekitar. Ini adalah salah satu ritual yang biasa aku lakukan untuk mengosongkan pikiran, dahulu ditemani asap nikotin yang manis, sekarang lebih sepi lagi.

Aku suka jalan kaki, terutama di malam hari, entah mengapa. Pernah aku pulang dari kantor, jam setengah 12 malam, selesai lembur kerja karena ada project yang terus menerus tertunda. Aku memutuskan untuk tidak langsung mencari angkutan pulang dan jalan kaki terlebih dahulu. Aku bertemu dengan seorang musisi jalanan yang memainkan saxophone-nya di jembatan penyeberangan. Aneh, malam hari tapi dia masih mencari receh, bukannya bergaul di cafe. Aku duduk dan mendengarkan permainannya. Selesai satu lagu, aku mengeluarkan selembar I Gusti Ngurah Rai dari dompet dan menaruh di atas topinya yang tergeletak di lantai, kita bertukar senyum, kemudian aku pulang dengan sedikit lebih bahagia.

Pernah pula aku jalan kaki pulang setelah menonton film di sebuah mall, jadwal midnight, aku lupa filmnya apa. Dua mall besar yang saling berseberangan, dihubungkan oleh dua jembatan, Utara dan Selatan. Mall yang pada setiap hari Sabtu & Minggu akan dipenuhi oleh anak-anak baru gede yang bisa membuat liur om-om girang tak berhenti. Di perempatan jalan aku melihat dua orang bocah, satu laki-laki dan satu lagi perempuan, mungkin umurnya sekitar kelas 3-4 SD. Pada jam segitu mereka masih sibuk menjajakan koran, benar-benar kota yang gila. Aku duduk sembari melihat mereka, mengira-ngira sudah berapa mobil yang lewat, sudah berapa koran yang terjual. "Sore Tugu Pancoran" karya Iwan Fals terus menerus terngiang dalam kepalaku.

Aku juga pernah melihat seorang gembel yang tertidur di halte, selimutnya terbuat dari karung beras yang sudah berwarna kecoklatan. Aku duduk di sampingnya dan melihat ekspresi wajahnya ketika ia tertidur. Waktu itu Jakarta sama seperti sekarang, musim hujan dan banjir dimana-mana. Aku tidak tahu apakah selimut itu bisa menghangatkannya atau tidak. Aku juga tidak tahu apakah ia bermimpi atau tidak. Aku hanya duduk di sebelahnya, mengamatinya, mungkin sekitar 5 menit, kemudian kembali melanjutkan perjalanan. Aku tidak mau mengusik istirahatnya, semoga saja ia tidak mati.

Banyak hal-hal menarik yang aku temukan ketika jalan di malam hari, selain ada tikus-tikus yang sibuk mengobrak-abrik tempat sampah. Sesekali ada juga kucing yang acuh berjalan dengan matanya yang bercahaya. Anjing pun tak mau kalah untuk menggonggong apabila mencium bauku yang numpang lewat. Ada pula tukang ronda yang membakar sampah sembari menonton televisi. Ada juga para pengusaha yang sedang membersihkan gerobaknya agar cepat bisa didorong pulang. Aku belajar banyak dari salah satu ritualku ini. Baik pada saat di Jakarta, maupun dahulu kala ketika kuliah di Bandung.

Setiap kali aku jalan kaki di malam hari, aku memikirkan banyak hal, mencari jawaban atas segala permasalahan yang ada. Anehnya, aku termasuk orang yang beruntung, karena jawabannya selalu ada dan muncul di waktu yang tepat. Terima kasih Tuhan.

Malam ini, aku pun berharap bisa menemukan jawabannya. Aku terus berjalan, mencium trotoar yang rusak dengan sol sandal usang milikku. Lebih dari 1 jam berlalu, sudah lewat tengah malam, posisiku telah jauh dari minimarket awal tadi, saat itulah aku melihat mereka di seberang jalan. 

Seorang pria buta, mengetuk-ngetuk aspal dengan tongkat di tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya menggandeng tangan sang pemimpin rombongan tersebut. Di belakangnya ada seorang wanita, berhijab, menggendong kantong kerupuk yang begitu banyak dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya memegang pundak sang pria, senasib sepenanggungan, hidup bersama tanpa cahaya.

Persamaan memang akan menciptakan hubungan yang lebih erat dibandingkan perbedaan. Aku memutuskan untuk diam dan mengamati mereka lebih lama.

Tiba-tiba sebuah motor melaju dengan cepat sekali dari arah berlawanan, membunyikan klakson, dan hampir menyerempet mereka, sungguh orang yang brengsek. Kalau pemimpin rombongan tersebut tidak sigap mengarahkan mereka untuk jalan bersama-sama lebih ke pinggir, niscaya kecelakaan sudah terjadi dan kerupuk-kerupuk itu sudah berserakan di jalan berubah menjadi makanan tikus. Keberaniannya patut dijadikan contoh.

Kamu tahu siapa pemimpinnya?

Seorang anak laki-laki kecil, mungkin umurnya sekitar kelas 1-2 SD, yang dengan riang berjalan di depan mereka. Aku pun mengasumsikan bahwa bocah itu adalah buah hati mereka --- ah tidak, mungkin lebih tepatnya bisa dibilang sebagai cahaya hati mereka. Bocah itu memiliki mata yang senantiasa bersinar, wajahnya berseri penuh senyum, padahal sudah malam sekali, bulan pun malas menyibakkan rupanya, tetapi langkah sang pemimpin tetap ringan ke sana ke mari. Aku pun malu dibuatnya.

Aku melanjutkan perjalanan pulang membawa oleh-oleh yang tak ternilai bersama sebuah senyum, masih ada esok hari.

awan kelabu

hati yang bersih dan mata yang jernih
tidak akan pernah bosan untuk memandang langit
meskipun saat itu dipenuhi awan kelabu

karena sesungguhnya hujan
mengubah padang pasir dan tanah tandus
menjadi taman yang dipenuhi bunga



amin.

Bukan Tipe

Tengah malam, di sebuah restoran ibukota yang terletak persis seberang hotel ternama, ditemani rintik hujan.

"Bang, saya pesen mie Aceh satu sama lemon tea," dia memesan dengan suara kecilnya.
"Kalo saya pesen cane susu aja plus es teh tawar," aku turut menggenapi.
"Kamu tau, pria itu berusaha mendekati aku lagi. Mungkin aku akan dijadikan ade-adeannya."
"Oh begitu ya, bagus dong nambah kakak."
"Tapi bosan tau kena sister zone terus! Memang salahku apa?"
"Siapa suruh punya badan kaya gitu dan perangai yang melengkapi. Lagi pula nanti juga bisa berubah dari ade jadi apa gitu kek. Memang dia tipemu?"
"Gak juga sih."

Beberapa saat berlalu.

"Ini mie Aceh-nya sama lemon tea," pramusaji restoran itu tersenyum sambil menaruh makanan kami di meja, mungkin karena diam-diam ia mencuri dengar pembicaraan kami. "Kalo yg ini cane susu dan es teh tawar, sudah semua ya?" dan senyumnya belum sirna.
"Sudah Bang, makasih," aku cepat-cepat menjawab supaya ia lekas pergi.

Lalu kami mulai menikmati hidangan-hidangan tersebut. Beberapa kali aku meliriknya, melihat ia mengulum mie tersebut dengan mulut mungilnya, kadang-kadang nafasnya berubah menjadi terengah-engah karena rasa pedas.

Memang paling enak itu makan bersama seseorang, apa serunya makan sendiri? Tapi bisa jadi semua ini hanya khayalanku karena bumbu rahasia umum semua restoran Aceh yang bersaing di metropolitan.

"Kalo aku tipemu bukan?" aku berusaha melanjutkan.
"Kamu apalagi. Punggungmu kurang lebar."
"Hahahaha, sial! Punggungku memang belum lebar, terima kasih. Semoga semua karmaku sudah terbayar tuntas."
"Karma apa? Kamu percaya karma?"
"Tentu saja, apa yang kamu tanam itu yang kamu tuai. Hanya sebuah karma masa lalu. Aku malas membicarakannya." 
"Kamu melantur seperti dosen pembimbing skripsiku."
"Aku tidak kuat iman kalau jadi dosen hehehe."
"Brengsek."
"Jadi pria itu gimana?"
"Ya biasa lah, tarik ulur, smooth, lancar. Tampaknya dia profesional, tapi membosankan karena kebanyakan membicarakan pekerjaan. Dia ternyata begitu orangnya."
"I see, strategi yang menarik. Selama kamu bisa jaga diri seharusnya tidak ada masalah. Toh kamu juga yang mengerti batasan kamu sendiri."
"Aku tuh mau pacaran, tapi ga mau serius dulu."
"Kamu percaya ga kalau pacaran itu adalah step awal sebelum pernikahan?"
"Ya percaya sih."
"Lalu kalau pacarannya ga serius, mau menikah dengan serius? Bisa ya? Hasil bukannya ditentukan dari niat awalnya? Woman's logic."
"Berisik ah!"
"Relax, no need to be furious," aku menyeruput es teh tawarku yang sudah mau habis.
"Aku tuh takut kalau bahagia, nanti kebahagiaanku hilang."
"Kamu aneh ya, kita kan ga bisa bahagia terus selamanya. Justru itu yang membuat hidup menarik. Kalo ada bunga yang terus menerus mekar sepanjang tahun tanpa layu seumur hidupnya, bunga itu pasti akan membosankan, dan tak ada nilainya."
"Ya mungkin aku yang aneh, makanya aku di sini sekarang, menenamimu makan."

Hujan pun reda, kami menggadaikan hasil keringat kami dan mulai melangkah pulang, menjelajahi trotoar yang dipenuhi bau hujan. Terkadang dia memegang lengan bajuku, takut tertinggal. Terkadang aku yang menengok ke belakang, takut dia yang tiba-tiba hilang.

Sampai di rumahnya, aku disambut oleh sang Ibu dengan senyum yang tak kalah manisnya. Buah memang jatuh tak jauh dari pohonnya.

"Malam Tante," sopan santun beraksi.
"Malam, yuk ke atas sama-sama."
"Eh jangan naksir emak gw ya!" dia memotong.
"Emang emak lo cantik kok!" aku membalas sembari bercanda. "Terima kasih Tante, di sini saja cukup, sebentar lagi saya pulang," aku menambah basa-basi.
"OK kalau begitu Tante duluan ya."
"Baik Tante."

Aku dan dia duduk di sebuah sofa. Aku membuka aplikasi smartphone-ku dan memesan jemputan.

"Stelah kupikir-pikir, mungkin ada benarnya juga. Punggungku masih kurang lebar, dan berkat perkataanmu tadi, aku kembali diingatkan, dadaku kembali dilapangkan. Sudah saatnya aku melebarkan punggungku," aku menghela nafas panjang.
"Memang buat apa melebarkan punggung?"
"Supaya aku bisa jadi tipemu."
"Bohong."
"Hahaha, engga deng."
"Jadi buat apa dong? Biar lebih banyak lagi orang yang ngomongin kamu di belakang kamu?"
"Tidak sedangkal itu juga sih, dan sudah cukup banyak juga, toh aku tak peduli."
"So, what for?"
"Supaya aku bisa memunggungi dunia."
"Not bad for a snobbish reason, at least you're not faking it."

Dan malam pun berlalu, jemputanku datang dan dia kembali ke kamarnya. Biar roda waktu yang melanjutkan cerita ini.

sadar

kemarin aku baru saja tersadar
bahwa ternyata sejak awal mula kamu memang cantik
mungkin menyaingi bidadari di kahyangan

tapi sayang, kamu itu seperti pagi hari
sementara yang aku nanti sejatinya adalah senja
jadi maafkan aku yang masih penuh lemah

sungai pun akan sampai di muara
kemudian pulang ke laut, lalu kembali ke langit
membawa senyum



amin.

duduk

sayang, kamu tahu mengapa dunia ini terus menerus kacau balau?

karena yang mengerti
memilih untuk duduk dan diam

sudahkah kamu mengerti sekarang, sayang?

kalau begitu mari duduk
dan diam bersama-sama



amin.

jernih

ke manakah perginya kata tanya?
ketika semua menjadi jernih tanpa cela

sisanya tinggal membayar segala hutang
dan mengembalikan titipan-titipan



amin.

tenggelam

selama ini sang mentari
tanpa gagal terus terbit dan tenggelam

sama sepertimu, akupun bersaksi
bahwa aku tidak suka yang tenggelam

dan semua yang pecah itu akan pecah nanti
sisanya hanya kerinduan yang dalam


amin.

Mono no aware




Tokyo monogatari, a must watch, one of Ozu Yasujirō's masterpiece.

sinar

hidup ini bagai selembar daun
yang jatuh di atas sebuah sungai
mengapung mengikuti deras alirannya

hati ini laksana sehelai bulu
yang berada di tengah gurun pasir
kemudian angin menghempaskannya ke sana ke mari

lalu di manakah posisi aku dan diriku?
ketika bayanganku telah sepenuhnya sirna
hancur dimangsa sinar Yang Maha Dahsyat



amin.

jawaban

apakah seekor ulat tahu
bahwa ia akan berubah menjadi kepompong
dan menjelma kupu-kupu?

apakah seekor laba-laba betina tahu
bahwa ia harus menggadaikan nyawa
untuk hidup anak-anaknya?

jawabannya cuma satu
dan kita semua tahu
apa itu



amin.

buyar

mereka saling berlomba untuk memiliki
namun pada akhirnya justru dimiliki

sejatinya aku tidak memiliki apa-apa
sesungguhnya pula aku tidak dimiliki siapa-siapa

dunia milik buaian buyar
sisanya hanya sepi



amin.

without

without you i'd fall
without each other we would not be at all


amen.

mengira

mereka mengira aku adalah putra raja
padahal sejatinya aku hamba fakir

mereka mengira aku tinggal merayap di tanah
padahal sejatinya aku pulang kampung ke langit

mereka mengira aku penuh buih dusta
padahal sejatinya aku lendir racun terbaik

mereka mengira aku setangkai teratai
padahal sejatinya aku lahir seroja

begitulah
tidak lebih tidak kurang
apa adanya

hilang mata
tanpa cermin



amin.

terjatuh

setiap kali aku terjatuh
aku tak pernah percaya
bahwa Dia akan menangkapku

namun sesungguhnya aku yakin
bahwa Dia hanya mengingatkanku
cara untuk kembali terbang



amin.

The Way

You give me hope when all is gone
You lift me up and keep me strong
You give me so much pleasure

You take my breath away
You have my heart now
You move me

You are the one for me

It's the way
You love me

I am feeling so alive
I am not afraid anymore
I can truly see

Everything is gonna be alright



Amen.

Pesan Terakhir Untukmu

Kemarin.

"Kamu mau ke mana?" Tanyaku untuk terakhir kalinya.

"Aku mau pergi, mencari kebahagiaan, denganmu atau tanpamu."

"Apakah kamu akan baik-baik saja?"

"Tenang saja, aku tahu batasan," jawaban itu terlontar bersama simpul senyumnya, membalik punggungnya dan merampok kepercayaanku.

Seandainya substansi memunculkan dirinya sendiri. Niscaya dia akan melihat bagaimana kebahagiaan senantiasa menggandeng tangan kananku waktu itu. Sungguh aku tak punya kuasa menerka dalamnya hati seorang manusia, bahkan hati dan perasaanku sendiri.


Amin.

---

Hari ini.

Yang menggandeng tangan kananku adalah kesedihan. Tetapi kebahagiaan tetap setia, disamping kiri diriku, menggandeng yang tersisa.

Begitulah hidup. Terkadang posisinya bertukar. Tidak ada yang tetap. Namun pada awalnya semua selalu utuh, tak ada yang kurang sekali pun.

Biarkanlah bayanganmu lenyap tersapu sinar mentari esok hari. Biarkan pula aku dan segala kenangan yang ada menjadi hilang seperti salju di negeri tropis.



Amin.

hadiah terindah

semenjak lahir aku adalah fakir
yang selalu mengemis akan nikmat cinta
rasa sakit ini adalah hadiah terindah

terima kasih



amin.

mulai malam ini

tarik lagi nafasku yang kosong ini
agar cepat pulang kembali

karena penuh sungguh
aku sudah sangat rindu sekali

mulai malam ini
hatiku adalah lembah



amin.

tak tertahankan

malam ini langit terkoyak tanpa henti
oleh kesedihan dan kemarahan
hingga tetes derasnya
tak tertahankan



amin.

storms

storms may come and go,
but the breath stays within the spirit.



amen.

Kekasih Sejati

Yang kukira kekasih, malah pergi meninggalkanku, dengan senyuman, bersama pria lain.

Kekasih sejatiku, ternyata selama ini berada sangat dekat, sehingga aku lalai dan lupa.

Maafkan.



Amin.

joker & zak abel - alchemy

I've been replaying this tunes over and over again, and also the other tunes called wise enough. My last relationship was a total failure. I guess it's another opportunity to start again more intelligently. Still contemplating though, might as well as I'm the one who's always been crazy from the start.

One thing for sure, I can't love halfway, I'm not build for that.

"Alchemy is about a relationship where the person you are with is a wild, destructive character and you know that they are no good for you, however you keep wanting more because there is crazy chemistry between you. I wrote the song while I was right in the middle of that relationship." - Zak Abel

Here's the lyric:

I feel this alchemy
Lead into gold
You are the centrepiece
Heaven to hold, well, well, well

Something keeps telling me you are no good, I don't listen baby
How could you make me feel so blue?

We don't need to question what it is
I can taste your poison on my lips
Tie me in chains and I won't say no
Maybe I'm crazy for wanting more
But every time I come back around, it's alchemy reborn

Blood on my fingertips
Cut by a rose
You are the symphony
I couldn't compose

sebatang lilin

betapa pun kerasnya berusaha
sebatang lilin tak akan mampu
menyamai cahaya mentari

begitu pula dengan pemikiran-pemikiran
manusia

bagaimana selanjutnya?

buka jendela
dan rasakan sinarnya

itu saja cukup



amin.

meresapi

tak apa duduk tanpa ada yang menemani di sampingku.

setidaknya ketika kulihat langit, masih ada bulan yang setia memantulkan sinar mentari, dengan penuh ikhlas, sembari jujur menampilkan rupa apa adanya.

ini sudah cukup.
aku tersenyum.

kemudian kubuka jendelaku lebar-lebar, agar cahaya meresapi semuanya.



amin.

easy life

Reading the strongest fantasy comic, while listening to this tune.


pemalu

aku ini pemalu
ketika hujan bertamu
tetes air mataku
bersembunyi bersamanya


amin.

tahu rasa

kalau tidak ada rasa sakit
kita tidak akan pernah tahu rasa sembuh

kalau tidak ada kesedihan
kita tidak akan pernah mencicipi kebahagiaan


amin.

lebih dalam lagi

    dari awal yang ada hanya angin dan sinar matahari. dipinjamkan kepadaku tanpa lekang waktu. sisanya harus terus menggali, lebih dalam lagi, sampai hari terakhir.


    amin.

    destination

    no matter how much i run
    the sun always chases after me

    what is my destination?



    amen.

    sebuah perjalanan

    awalnya aku datang dengan tangisan
    kemudian aku pergi dengan tangan kosong

    lalu aku pulang tetap dengan tangan kosong
    tetapi akhirnya aku kembali dengan senyuman

    ini hanya sebuah perjalanan



    amin.

    begini apa adanya

    sejak awal mula
    begini apa adanya

    gunung-gunung akan rata dengan tanah
    lembah-lembah akan terisi penuh

    dan para awan akan terus berkelana
    tanpa tahu ke mana angin membawa



    amin.

    melihat

    seberapa kerasnya berusaha
    tidak bisa melihat mata
    dengan mata

    seberapa kuatnya ingin
    tidak bisa melihat pikiran
    dengan pikiran

    lalu semuanya
    menjadi
    terang



    amin.

    restart

    a new year
    a new day
    and an old soul

    finally
    alone
    again



    amen.